Aplikasi Belanja Online Mempermudah atau Membuat Boros?

Aplikasi Belanja Online Mempermudah atau Membuat Boros?

Sekarang siapa sih yang nggak pernah belanja online? Kita bisa memesan baju, skincare, hingga mie instan hanya dengan menyentuh layar ponsel. Aplikasi belanja online memang mempermudah hidup, tapi di sisi lain, dompet kita bisa nangis kalau nggak hati-hati. Pertanyaannya, sebenarnya aplikasi ini bikin hidup lebih praktis atau justru bikin kita kebablasan belanja?

Kemudahan yang Susah Ditolak

Kemudahan yang Susah Ditolak

Belanja online itu seperti punya mal pribadi di dalam genggaman. Kamu tinggal klik barang yang di incar, pilih metode pembayaran, lalu menunggu paket sampai di rumah tanpa harus keluar atau antri. Apalagi sekarang banyak promo, gratis ongkir, dan flash sale yang bikin siapa pun gampang tergoda.

Selain itu, kita memanfaatkan filter harga, memilih warna, dan membaca review pembeli untuk meyakinkan diri sebelum membeli barang. Fitur-fitur ini bikin pengalaman belanja terasa gampang banget, bahkan untuk orang yang biasanya males belanja di toko fisik.

Tapi, kemudahan ini sering bikin kita nggak sadar sudah menambah banyak barang ke keranjang. Akhirnya, kita membeli bukan hanya yang dibutuhkan, tapi juga barang yang terlihat “kayaknya lucu deh kalau punya.”

Godaan Promo dan Diskon yang Bikin Lupa Diri

Godaan Promo dan Diskon yang Bikin Lupa Diri

Aplikasi belanja online pintar banget bikin kita merasa rugi kalau nggak beli. Misalnya, notifikasi “Diskon 90% tinggal 1 jam lagi!” yang langsung bikin jantung berdebar dan tangan gatal buat checkout. Kalau kita pikir-pikir, sering kali kita membeli barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

Belum lagi program flash sale tiap jam yang bikin kita sengaja buka aplikasi cuma buat lihat-lihat. Dari sini, keinginan impulsif sering muncul. Akhirnya, barang yang awalnya nggak ada di list belanja malah jadi nyangkut di rumah.

Promo cashback juga sama liciknya. Kita sering merasa sayang kalau nggak pakai promo, padahal strategi itu sengaja di buat untuk mendorong kita belanja lagi dan lagi. Lama-lama, tabungan tergerus tanpa sadar.

Kalau kamu mau baca cerita opini yang menarik,kamu bisa baca Fenomena Viral.

FOMO Takut Ketinggalan Momen Diskon

Fenomena Fear of Missing Out atau FOMO juga jadi senjata andalan aplikasi belanja online. Notifikasi “Stok tinggal 2 lagi” atau “Orang ini baru saja membeli barang ini” bisa bikin kita buru-buru klik beli. Kalau dipikir logis, kita sering membeli barang yang sebenarnya belum kita perlukan sekarang.

Perasaan takut ketinggalan promo sering bikin kita belanja di luar rencana. Akhirnya, kita memenuhi rumah dengan barang yang jarang di pakai dan malah menyesalinya. Tapi sayangnya, momen itu kadang bikin logika kalah sama adrenalin belanja.

Salah satu cara menghindari FOMO adalah dengan mematikan notifikasi selama beberapa jam. Kalau setelah itu kita masih merasa butuh barangnya, barulah beli. Kalau ternyata sudah lupa, berarti dari awal memang nggak urgent.

Memilih Jadi Konsumen yang Cerdas

Bukan berarti aplikasi belanja online itu buruk. Semua balik lagi ke cara kita memanfaatkannya. Kalau dipakai buat belanja kebutuhan rutin atau barang yang sulit didapat di sekitar, aplikasi ini benar-benar membantu. Apalagi buat orang yang sibuk dan nggak punya waktu keluar rumah.

Triknya, sebelum buka aplikasi, tulis dulu barang apa yang mau dibeli. Hindari scrolling tanpa tujuan, karena ini adalah jebakan paling besar yang bikin belanja impulsif. Selain itu, tentukan budget bulanan khusus untuk belanja online dan disiplin mematuhinya.

Kita juga bisa memanfaatkan promo dengan cerdas, misalnya beli barang yang memang sedang kita butuhkan saat ada diskon. Dengan begitu, kita tetap bisa hemat tanpa harus menahan diri secara ekstrem.

Simak juga artikel lain seperti Kecanduan Gadget.

Kesimpulan

Aplikasi belanja online itu seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, dia mempermudah hidup, bikin kita hemat waktu, dan memberi banyak pilihan. Di sisi lain, dia bisa jadi mesin penguras tabungan kalau kita nggak punya kontrol.

Jadi, intinya ada di diri kita sendiri. Mau pakai aplikasi belanja online sebagai alat bantu atau malah jadi sumber pengeluaran nggak terkontrol? Pilihannya ada di tangan kamu. Kalau bijak, dompet aman, hidup pun nyaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Published
Categorized as OPINI