Siapa sangka anak warnet yang dulunya sering dimarahin orang tua karena kebanyakan main game, sekarang bisa punya startup game sendiri. Kisah ini bukan cuma soal keberuntungan, tapi tentang semangat, ketekunan, dan keberanian ngikutin passion. Kalau kamu merasa masa lalu kamu penuh hal yang dianggap nggak berguna sama orang lain, mungkin cerita ini bisa bikin kamu lebih yakin kalau semua pengalaman itu nggak sia-sia.
Banyak orang ngerasa main game cuma buang waktu. Tapi di tangan orang yang tepat, game bisa jadi jalan buat meraih mimpi besar. Apalagi sekarang industri game tumbuh pesat, dan peluang buat terlibat di dalamnya terbuka lebar, bahkan dari rumah kecil di gang sempit sekalipun.
Yuk kita telusuri gimana kisah anak warnet bisa berubah jadi pengusaha muda di dunia digital yang lagi naik daun ini.
Kalau kamu lahir tahun 90-an atau awal 2000-an, pasti nggak asing sama istilah “anak warnet”. Mereka nongkrong terus dalam bilik kecil, ruang yang penuh suara keyboard, klik mouse, dan teriakan semangat pas main Dota, Point Blank, atau Counter Strike.Begitu juga dengan Dafa, sosok utama dalam cerita ini.
Dulu, Dafa hampir tiap hari nongkrong di warnet sepulang sekolah. Kadang lupa makan, sering lupa waktu, dan pastinya dimarahin ibunya. Tapi justru dari situ ia belajar banyak hal, dari cara kerja komputer sampai strategi tim dalam game. Semua itu ternyata jadi modal berharga buat masa depannya.
Sekarang Dafa punya startup kecil yang bikin game edukatif dan game kasual buat pasar lokal. Timnya terdiri dari beberapa teman lama yang dulu juga sering main bareng di warnet. Mereka mulai dari nol, belajar otodidak, dan akhirnya bisa bikin produk yang dipakai ribuan orang.
Nggak ada yang instan dalam perjalanan Dafa. Setelah lulus SMA, dia sempat bingung mau kerja apa. Jurusan kuliahnya nggak nyambung sama teknologi, tapi dia nggak mau menyerah. Dengan bekal koneksi internet seadanya dan laptop bekas dari kakaknya, Dafa mulai belajar coding dan desain game dari YouTube.
Setiap malam dia begadang nonton tutorial, nyoba bikin game kecil-kecilan, dan terus ngulik sampai tangannya pegal. Teman-temannya sempat bilang dia buang-buang waktu, tapi Dafa tetap jalan. Baginya, rasa penasaran dan cinta pada dunia game jadi bahan bakar utama.
Lambat laun, ia mulai ikut kompetisi kecil, gabung forum pengembang game lokal, dan akhirnya bisa narik minat investor kecil buat proyek perdananya. Sekarang, game buatan startup-nya udah bisa diunduh di beberapa platform digital dan dapat ulasan positif dari pengguna.
Dafa tinggal di kampung kota yang padat. Lingkungannya jauh dari kata fancy, tapi dia nggak minder. Justru karena itu, dia merasa harus kerja lebih keras biar bisa nunjukin bahwa tempat bukan alasan buat gagal. Banyak momen di mana listrik mati saat coding, atau koneksi putus pas submit hasil kerja, tapi dia tetap jalan terus.
Kadang saat lagi suntuk, Dafa pilih buat jalan-jalan ke tempat tenang. Salah satu yang paling dia suka adalah Pantai Ngliyep. Katanya, suara ombak dan suasana sunyi di sana bikin pikirannya lebih jernih. Dari sana, ide-ide game baru justru sering muncul.
Lingkungan sekitar juga mulai mendukung. Tetangga yang dulu sering heran kenapa Dafa betah di depan laptop, sekarang malah jadi pengagum hasil karyanya. Bahkan ada anak-anak sekitar yang main game buatannya dan kasih masukan seru.
Banyak orang meremehkan mimpi Dafa di awal. Mereka pikir bikin game itu cuma buat senang-senang, bukan kerja serius. Tapi Dafa membuktikan semuanya lewat hasil nyata. Setiap rilis baru, setiap pembaruan fitur, dan setiap feedback positif dari pengguna jadi jawaban dari semua keraguan itu.
Saat awal merintis, ada momen-momen berat. Salah satu timnya sempat mundur karena orang tuanya nggak setuju. Tapi Dafa terus nyemangatin temannya itu dan meyakinkan bahwa yang mereka kerjakan punya masa depan. Sekarang, orang tua mereka malah bangga dan sering cerita ke tetangga soal anaknya yang bikin game.
Kisah ini nunjukin bahwa yang penting bukan seberapa besar langkah pertama kamu, tapi seberapa konsisten kamu mau jalan. Dan yang lebih penting lagi, kamu harus punya keberanian buat tetap berdiri saat orang lain belum percaya.
Dafa punya mimpi besar. Dia pengin bikin studio game yang bisa angkat budaya lokal jadi tema utama. Bukan cuma soal untung, tapi juga soal kontribusi ke masyarakat. Dia pengin anak-anak Indonesia bisa main game yang mendidik dan menyenangkan, tapi tetap dekat dengan identitas mereka.
Salah satu ide yang sedang dikembangkan adalah game petualangan yang ngambil inspirasi dari cerita rakyat. Di dalamnya ada karakter yang belajar dari alam, mirip kayak kamu merenung sambil liat hujan. Kalau kamu penasaran dengan makna hujan dari sisi yang lain, coba baca apakah hujan itu rahmat, mungkin kamu bisa dapet sudut pandang baru.
Game yang baik nggak cuma soal visual keren atau level sulit. Tapi soal nilai yang dibawa, cerita yang disampaikan, dan pengalaman yang bikin pemain mikir lebih dalam. Itu prinsip yang selalu Dafa pegang saat bikin konsep game baru.
Satu hal yang paling Dafa yakini adalah bahwa teknologi bukan cuma milik mereka yang tinggal di kota besar atau punya akses lengkap. Siapa pun bisa belajar, berkembang, dan berkarya asal ada kemauan. Sekarang makin banyak komunitas belajar online yang terbuka buat siapa aja, dan semua itu bisa jadi pintu masuk buat mimpi besar.
Dafa sering ngajak adik-adik kampungnya buat nggak takut sama komputer. Ia yakin semua orang bisa belajar coding pelan-pelan dan ngebuat game bukan hal mustahil. Bahkan dia kadang adain sesi belajar bareng di rumahnya buat anak-anak sekitar.
Dengan semangat berbagi itu, dia berharap makin banyak anak muda yang berani bermimpi dan mulai langkahnya, sekecil apa pun. Karena semua mimpi besar dimulai dari keberanian kecil yang kamu rawat terus.
Kisah Dafa, mantan gamer warnet yang sekarang punya startup game, adalah bukti bahwa masa lalu kamu bukan penentu masa depan. Asal kamu punya tekad, rasa ingin tahu, dan keberanian buat belajar, kamu bisa ngubah apa pun jadi peluang. Termasuk hobi yang dulu sering diremehkan.
Kalau kamu pernah merasa jalan hidupmu nggak jelas, mungkin itu cuma karena kamu belum lihat potensi dari hal-hal yang udah kamu jalani selama ini. Kisah kayak gini ngingetin kita bahwa setiap detik di masa lalu bisa jadi pondasi kuat buat masa depan yang kamu bangun sendiri.
Jadi, jangan remehkan mimpi kamu, sekecil apa pun. Karena dari warnet kecil di pojok kota pun, jalan menuju kesuksesan bisa dimulai.